Categories
Manajemen Umum

Pengertian Budaya Organisasi, Fungsi, Teori, Karakteristik, dan Contoh

Pengertian Budaya Organisasi, Fungsi, Teori, Karakteristik, dan Contoh

Banyak khalayak umum yang mengajukan pertanyaan budaya organisasi !? dan apa pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan !?

Banyak yang masih salah mengartikan bahwa pengertian budaya organisasi hanya terbentuk dengan sendirinya tanpa dikondisikan. Asumsi mengenai definisi budaya organisasi seperti budaya di suatu wilayah pada umumnya banyak bertebaran.

Oleh karena itu perlunya kajian Manajemen tentang teori budaya organisasi. Teori ini tentu saja menjadi bagian dari manajemen organisasi yang harus diperhatikan selain daripada Bentuk Bentuk Organisasi dan ciri ciri organisasi itu sendiri.

Contoh budaya organisasi di lapangan dan juga jurnal atau makalah budaya organisasi hasil penelitian telah banyak tersedia. Maka dari itu perlu adanya penjelasan inti dari budaya organisasi sebagai acuan teori atau indikator budaya organisasi yang dijelaskan di berbagai literatur.

Pengertian Budaya

Budaya mengandung pengertian lingkup yg lebih luas. Negara di dunia pasting memiliki budaya sendiri yang menjadi budaya nasional.dalam satu Negara mungkin terdapat banyak bermacam-macam suku budaya sendiri, sebagai landasan berdasarkan kesukuan dan kewilayahan.

Budaya yaitu suatu asumsi yang mendasar di kembangkan dan di temukan di suatu kelompok untuk keperluan menguasai dan mempelajari masalah adaptasi eksternal dan internal. Dan juga budaya  terdiri mental program bersama yg mensyaratkan respon individu pada lingkungan.

Ada juga yg  berpandangan berbeda dengan apa itu budaya didefinisikan sebagai cara hidup orang yg hidup bepindah pindah dari generasi ke generasi melalui berbagai proses pembelajaran dan pengetahuan untuk menciptajan hidup yg paling cocok di lingkungan nya.

Pengertian Budaya Organisasi

  1. Secara Umum

Terdapat beberapa Pengertian Budaya Organisasi yang dapat dipahami secara umum. Berbagai definisi tersebut yaitu :

  • Budaya organisasi adalah rangkaian sistem prinsip yang diakui bersama dan diaplikasikan oleh seluruh elemen organisasi. Hal ini menjadi pembeda antara organisasi satu dengan lainnya.
  • Definisi budaya organisasi yaitu cara organisasi menjalin interaksi dengan lingkungan yang terintegrasi baik perilaku, asumsi, kisah, gagasan, mitos dan pikiran-pikiran yang menekankan tentang makna bekerja dalam organisasi.
  • Budaya organisasi merupakan rangkaian dasar dari asumsi-asumsi yang ada. Asumsi tersebut kemudian berkembang di suatu kelompok menjadi acuan bertingkah laku dalam organisasi. Kebiasaan inilah yang akan diwariskan kepada generasi penerus sebagai cara pandang, dasar bertindak dalam organsiasi.
  1. Menurut Para Ahli

Terdapat sepuluh pengertian budaya organsasi yang dapat dirangkum pada artikel ini. Setiap ahli mengemukakan arti yang berbeda dari budaya organisasi. Berikut arti budaya organisasi menurut para ahli :

  • Budaya organisasi adalah kumpulan asumsi dan nilai baik yang disadari maupun tidak yang dapat mengintegrasikan organisasi. Asumsi dan nilai tersebut menjadi penentu tingkah laku anggota organisasi (Walter R. Freytag).
  • Definisi budaya organisasi yaitu pola dari rangkaian asumsi dasar yang ditemukan, dibentuk dan berkembang pada kelompok. Asumsi tersebutk memiliki tujuan agar organisasi mampu mengahadapi permasalahan yang muncul diakbatkan penyesuaian eksternal dan integrasi internal yang telah berjalan dengan baik. Sehingga harus diajarkan kepada generasi berikutnya mengenai metode untuk mencapai pemahaman, bagaimana memikirkan dan merasakan terkait problematika yang ada (Schein).
  • Budaya organisasi merupakan nilai-nilai yang menjadi acuan SDM dalam menyelesaikan problem eksternal serta usaha untuk menyesuaikan integrasi ke internal perusahaan sehingga tiap anggota organisasi perlu mengerti nilai-nilai yang ada untuk berperilaku di dalam organisasi (Susanto).
  • Pengertian budaya organisasi diartikan sebagai persepsi, simbol, prinsip, nilai, dan keinginan untuk mensinergikan kelompok dalam berkerja sama (Larissa A. Grunig, et al)
  • Teori budaya organisasi yang dikemukakan oleh Hodge, Anthony dan Gales (1996) ialah gabungan dari karakteristik organisasi yang terlihat dan tidak terlihat.
  • Mandy dan Noe (1996) mengemukakan budaya organisasi sebagai sistem dari nilai yang ada, faith, dan behaviour pada organisasi yang saling menjalin interaksi dengan struktur formal dalam pembentukan aturan berperilaku.
  • Arti budaya organisasi adalah kumpulan norma dan nilai yang membimbing bagaimana anggota organisasi bertingkah laku. Anggota organisasi akan bertindak sesuai budaya yang terbentuk supaya diterima oleh sekitarnya (Lathans, 1998).
  • Budaya organisasi merupakan sistem prinsip yang dipeluk oleh anggota organisasi sebagai pembeda dengan organisasi lainnya (Robbins).
  • Penjelasan budaya organisasi oleh Gareth R. Jones adalah cara pandang bersama dan diyakini oleh anggota organisasi sebagai sistem dari prinsip bersama.

 

Fungsi Budaya Organisasi

  1. Secara Umum

Secara sederhana fungsi organisasi secara umum adalah :

  • Sebagai karakteristik dan meningkatkan loyalitas kepada organisasi
  • Memudahkan dalam menjalankan fungsi pengorganisasian
  • Menjunjung dan menanamkan nilai-nilai organisasi kepada anggota
  • Sebagai alat dalam pengendalian tingkah laku
  • Mendukung performa ekonomi
  • Sebagai penunjuk arah organisai terkait hal yang diperbolehkan dan tidak
  1. Menurut Para Ahli

Terdapat beberapa penjelasan fungsi organisasi yang dikemukakan oleh para ahli. Namun pada intinya semua memiliki makan yang sama.

Menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2001:73) budaya organisasi memiliki fungsi sebagai berikut :

  1. Memberi anggota identitas organisasional
  2. Memfasilitasi komitmen kolektif
  3. Meningkatkan stabilitas system social
  4. Membentuk perilaku dengan membantu anggota menyadari lingkungannya

Robbins (1999) menyatakan fungsi organisasi terdiri dari :

  1. Budaya memiliki tugas dalam menentukan batasan
  2. Budaya organnisasi sebagai identitas anggota organisasi
  3. Membantu dalam pembentukan komitmen
  4. Mendukung terciptanya loyalitas dalam sistem sosial.

Terdapat 7 fungsi budaya organisasi menurut Beach (Horrison, 1972) yaitu :

  1. Menetapkan acuan bagi keberhasilan organisasi (realistis dan terukur)
  2. Menginformasikan terkait penggunaan dan kepentingan sumber daya organisasi
  3. Menciptakan hubungan saling ketergantungan antara organisasi dan anggota
  4. Merumuskan berbagai cara dalam pengawasan tingkah laku dalam keabsahan organisasi dengan menetapkan posisi kekuasaan serta cara menggunakannya.

Teori Budaya Organisasi

Budaya organisasi menjadi bagian dari teori komunikasi. Teori komunikasi yang membahas seluruh simbol dalam berinteraksi seperti action, kebiasaan, obrolan, dan prinsip yang terkait.

Pada kasus perusahaan maka budaya organisasi perusahaan menjadi bagian dari strategi yang diterapkan perusahaan dalam mencapai tujuan. Berdasarkan hal tersebut maka ada berbagai persepsi yang mendasar mengenai teori budaya organisasi perusahaan. Teori tersebut dikemukakan sebagai berikut :

  1. Para anggota organisasi atau perusahaan membentuk dan menjaga rasa yang dipunyai secara bersama mengenai kondisi organisasi. Hal ini membawa implikasi pemahaman yang lebih baik pada nilai yang ada dalam organisasi. Nilai organisasi merupakan acuan dan prinsip yang diterjemahkan ke dalam budaya organisasi perusahaan.
  2. Budaya organisasi biasa menggunakan simbol tertentu yang mudah dipahami oleh anggota organisasi. Pada saat anggota mengerti arti simbol dan mengimplementasikannya maka anggota akan dapat menyesuaikan dengan budaya organisasi di perusahaannya.
  3. Beragamnya budaya yang ada di dalam organisasi. Kemudian memunculkan keberagaman dalam penerapannya. Namun perbedaan inilah yang pada akhirnya saling mengisi dan melengkapi. Menutupi kelemahan dan saling menguatkan antar elemen dalam organisasi.

 

Karakteristik Budaya Organisasi

Budaya organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang perlu diketahui dan dipahami. Adapun karakteristik terssebut adalah :

  1. Adanya Inovasi dan Pengambilan Resiko. Karakteristik ini mencoba mendorong anggota untuk bersikap selalu inovatif dalam bekerja khususnya pada penyelesaian masalah. Selain itu anggota diminta tidak takut dalam mengambil resiko asalkan telah melalui perhitungan yang matang.
  2. Memperhatikan secara mendetail. Para anggota organisasi diminta fokus pada hal yang dikerjakan dan selalu teliti dan mendetail dalam menganalisis
  3. Berorientasi pada kebermanfaatan. Manajemen organisasi memusatkan pada keluaran khususnya pada kebermanfaatan bagi berbagai pihak.
  4. Berorientasi pada orang. Setiap keputusan yang diambil oleh organisasi harus melalui pertimbangan bahwa dampaknya harus positif terhadap anggota dalam organisasi.
  5. Berorientasi pada tim. Program dan tindakan dalam organisasi condong pada kinerja tim dibandingkan kinerja personal.
  6. Bersifat Agresif. Budaya organisasi membuat anggota bertindak agresif dalam bekerja.
  7. Stabilitas. Budaya dalam organisasi memberi penmekanan pada stabilitas status quo.

 

Contoh Budaya Organisasi

Contoh budaya organisasi dapat ditemukan di setiap organisasi yang telah memiliki manajemen yang baik. Sebagai contoh budaya pada suatu kota yang sering ditemukan di Indonesia seperti :

  • Purworejo BERIRAMA ( Bersih,Indah,Rapi,Aman,Makmur ).
  • Wonosobo ASRI ( Aman,Sehat,Rapi,Indah ).
  • Kebumen BERIMAN ( Bersih Indah,Manfaat,Aman,Nyaman ).
  • Demak BERAMAL (Bersih, Elok, Rapi, Anggun, Maju, Aman dan Lestari).

Kita juga dapat menemukan budaya organisasi perusahaan yang mudah diketahui seperti :

  • PERTAMINA WAY (staf, kualitas dan kuantitas, peralatan dan fasilitas, format fisik dan produk dan pelayanan).
  • CHEVRON (Integritas, Kepercayaan, Keanekaragaman, Terobosan, Kemitraan, Melindungi Manusia dan Lingkungan, Kinerja Tinggi).
  • BANK MANDIRI (TIPCE : Trust, Integrity, Customer focus, Proffesionalism, Escelent).

budaya organisasi bank mandiri

TERMINOLOGI BUDAYA

Budaya dlm perusahaan adalah manifestasi kehidupan dan nafas yang paling dalam dari keinginan orang untuk melakukan apa yg benar.

Sebenarnya budaya selalu menyesuaikan dgn perubahan yg terjadi di sekitarnya.

Organisasi pula juga emiliki budaya sendiri yang beda dengan organisasi yang lainnya. Dan budaya organisasi adalah budaya yang di terapkan pada lingkup organisasi tertentu.

Ada beberapa terminology yang dijelaskan sebagai berikut.

  1. Dominant culture

Dominan culture merupakan budaya yang berlaku secara menyeluruh didalm organisasi, idan juga merupakan pandngan makro terhadap budaya yang memberikan warbna warna kepribadian yang berbeda beda suatu organisasi. Ini menunjukan perbedaan dan ciri khuus antara satu oraganisasi dan yg lainnya.

  1. Subcultur

Yaitu budaya yang ada dalam kegiatan kerja yang dijadikan bagian keseluruhan organisasi.

  1. Core values

Core values merupakan merupakan isi dari dominant culture yang berisi nilai utama atau dominan yg di terima di semua organisasi.

  1. Strong culture dan weak culture

Di dalam suatu organisasi ini berguna untuk membandingkan dan membedakanan antara apa itu yang dimaksud serong culture dan weak culture.

MITOS BUDAYA ORGANISASI

Mitos merupakan kepercayaan yang di anut namun belum tentu mengandung kebenarannya. Motos berkenan dengan budaya organissi adalah

Budaya merupakan alat yg cepat untuk meneapkan setiap persoalan, sebenarnya bdaya bukan sesuatu yg dpt diterapkan denga cepat untk semua persoalan. Namun setrateginya yg da[at di terapkan dengan cepat.

Budaya sedikit berbeda dengan strategi. Cara ini merupakan pola perilaku berakar mendalam pada  orang dan setrategi adalah sebuah gagasan tentang bagaimana bersaing secara efektif.

Budaya menolak semua perubahan. Mitos merupakan bahwa budaya bahwa menolak perubahan tertanam dlm jiwa banyak manajer. budaya menolak jika nilai utama yg sudah lama praktk  dan cara yg dirima luas dlm bahaya. Namun sebenarya budaya selaku menyesuaikan dgn perubahan yg teradi di sekitarnya.

Perubahan budaya dapat di kelola. Perubahan budaya hanya di lakukan jika mereka merasa perlu untuk itu dan sangat siap untuk beruban. mereka berubah ketika kecerdikan kolektif mengenal bahwa dunia telah berubah dan bahwa budaya meerima dengan baiok dgn maksud agar bisnisnya selamat.

Kepemimpinan tingkat atas merupakan kunci untuk menanamkan  budaya koprasi yg kuat. Banyak hal dilakukan kepemimpinan dengan membangun budaya terpadu. Kepemimpinan membentuk lingkungan kerja, kepemimpina merupakan kunci untuk membangun strong culture.

Orang bergantung pada budaya yang diketahui bahkan ketika sudah tidak relevan lagi. Orang berpegangan pada masalalu, pada cara bekerja dan membantu mereka maju mencapai seperti mereka sekarang ini. Perusahaan yang baik berusaha bertindak melawan kecenderungan melindungi status quo.

Strong culture bersifat monolitis. Strong culture timbul dimana lingkungan minta keberagaman pikiran dan tindakan, budaya yang kuat akan bercemin pada permintaan dan memperkuat keberagaman.

Budaya memebentuk indentitas pada anggota organisasi. Meski budaya bukan merupakan aturan formal yang ketat namun sangat mempengaruhi sukses tidaknya organisasi. Hal ini juga merupakan prioritas dalam organisasi.

TIPE BUDAYA ORGANISASI

Budaya oorganisasi merupakan filosofi dasar sebuah organisasi memuat keyakinan, norma dan niali bersama menjadi karakteristik tentang cara melakukan organisasi. Jeff Cartwright (1999:11) ada 4 tipologi budaya sebagai sikluds hidup budaya:

  1. The monoculture

Model “ras murni” yang menyebabkan banyak konflik dalam dunia dimana banyak etnis dan kelompok rasial berbeda. Monoculture berfokus tajam, dalam bisnis monoculture didominasi satu orang, satu sasaran, yang berfikir tunggal dan jiwa kewirausahaan.

  1. The superordinate culture

Tipe ideal budaya organisasi. Keberagaman budaya menjadi penyebab pemisahan dan konflik, kreatifitas dan energy. Pikiran difokuskan pada kebersamaan daripada perbedaan.

  1. The divisive culture

Bersifat memecahbelah. Oraganisasi ditari kearah berbeda. Tidak ada pemisahan konflik antara “kita dan mereka”.

  1. The disjunctive culture

Pemecahan organisasi secara eksplosif menjdi unit budaya individual. Pecahnya konglomerasi dengan menjual unit bisnis individual dan gagalnya merger organisasi karena tidak kompatibel budaya.

Tipe budaya tersebut Jeff Cartwright menunjukan perbedaan terletak pada derajat kekuatan hubungan antara dominant culture dengan subculture.

Terrence E. Deal dan Allan A. Kennedy (2000:107) mengelompokkan 4 tipe, mempertimbangkan hubungan antara tingkat resiko dengan aktivitas perusahaan dengan kecepatan perusahaan dan mendapat umpan balik.

  1. The tough-guy, macho culture

Dunia individu yang mengambil resiko dan mendapat umpan balik cepat apabila tindakan benar atau salah.

  1. The work hard-play hard culture

Kegembiraan dan tindakan, pekerja mengambil sedikit resiko dengan umpan balik cepat. Budaya membuat mereka menjaga aktivitas dengan resiko rendah pada tingkat relative tinggi.

  1. The bet-your company culture

Budaya ini beresiko tinggi dan umpan balik lambat.

  1. The process culture

Tanpa atau sedikit umpan balik, pekerja menemukan sulit mengukur apa yang mereka lakukan.

Empat kategori tersebut merupakan penyederhanaan. Tidak ada perusahaan cocok salah satu kategori. Setiap perusahaan campuran dari semua tipe budaya tersebut.

Stephen P. Robbins (2001:527) memiliki 5 tipe, dilakukan dengan menarik hubungan antara tingkat sosiabilitas dan solidaritas.

  1. Network culture

tingkat sosiabilitas atau kesenangan  bergaul tinggi dan tingkat solidaritas rendah. Orang biasanya terbuka berbicara tentang bisnis secara bebas, menggunakan banyak waktu untuk Sosialisasi dan mendapat masalah karenanya. Orang mengetahui secara cepat dan merasa mereka bagian dari kelompok.

  1. Mercenary

Tujuan low on sociability high on solidarity. tingkat sosiabilitas rendah dan tingkat solidaritas tinggi. Mercenary culture berfokus dalam menarik bersama membuat pekerjaan dilakukan. Komunikasi cepat, dikendalikan dengan cara yang tidak ada tidak mungkin. Mononjolkan bisnis dan omong kosong tidak ada toleransi karena menghabiskan waktu.

  1. Fragmented culture

low on sociability high on solidarity. Solidaritas dan sosiabilitas rendah. Melakukan kontrak dan tidak saling mengenal. Anggota menampakkan identifikasi dengan organisasi mana ia bekerja.

  1. Communal culture

low on sociability high on solidarity. Sosiabilitas dan solidaritas tinggi. Anggota sangat bersahabat satu sama lain dan bergaul dengan baik, secara pribadi maupun professional. Perusahaan teknologi tinggi, dimulai dengan internet. Organisasi cenderung berbagi dalam banyak hal.

Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2001:75) terdapat 3 tipe terkait dengan serangkaian keyakinan normative yang berbeda.

  1. Construkive culture adalah pekerja untuk berinteraksi dengan orang lain, bekerja pada tugas dan proyek dengan cara membantu mereka dalam memuaskan kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang.
  2. Passive-defensive culture menolak keyakinan pekerja harus berinteraksi dengan orang lain dengan cara tidak menantang keamanan kerja mereka senidri.
  3. Aggressive-defensive culture, pekerja mendekati tugas dengan memaksa dengan maksud melindungi status dan keamanan kerja mereka. Keyakinan normative mencerminkan oposisi, kekuatan, kompetiif dan perfeksionis.

PERBANDINGAN BUDAYA ORGANISASI

Kesamaan pembentukan budaya memungkinkan makhluk hidup menyesuaikan lingkungan karena memperoleh atribut budaya seperti bahasa dan organisasi kelompok. Jeff Carwright (1999:20) :

  1. Distinctive
  2. Satisfying
  3. Protective
  4. Inclusive/exclusive
  5. Objective/subjective
  6. Instructive
  7. Continuous

Perbedaan, menyebabkan pembenturan budaya dari: kepribadian, metode, perilaku, sikap dan gaya manajemen. Jeff Carwright (1999:15) :

  1. Manajement style (Gaya Manajemen)
  2. Bias
  3. Value (Nilai-niali)
  4. Induvidualism (Induvidualisme)
  5. Change (Perubahan)
  6. Constituency (Unsur Pokok)
  7. Identity (Identitas)
  8. Srategy (Strategi)

SUMBER

Sutrisno, Mudji dan Putranto, Hendar. Teori-Teori Kebudayaan. Jakarta: Kanisius. Hal 148

Thoha, Miftah, Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persad

Wahab, Abdul Azis, Anatomi organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan, Bandung:, penerbit Alfabeta, 2008

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *